Vertikultur Mendukung Pertanian Organik


Bali Vertikultur - Sebelum mengulas vertikultur mendukung pertanian organik, perlu kami kemukakan beberapa fakta tentang sejarah pangan di Indonesia. Hal ini untuk mendapatkan gambaran utuh, jatuh bangunnya rakyat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan utama yang disebut pangan.

Gambar: www.lintas.up2det.com
Di Indonesia, pasca krisis pangan tahun 1960-an, masyarakat sangat kesulitan mendapatkan bahan makanan. Rezim Orde Baru kemudian berhasil membalikkan keadaan. Orde baru berhasil meraih predikat swasembada pangan. Hasil pangan melimpah ruah. Jika sebelumnya negara harus mendatangankan/membeli pangan terutama beras dari luar negeri, maka rezim Orde Baru sebaliknya berhasil mengirim/menjual beras ke luar negeri.

Tanpa bermaksud mencela keberhasilan rezim Orde Baru, ternyata keberhasilan swasembada pangan pada waktu itu sejalan dengan kebijakan di bidang pertanian dengan menggunakan pupuk kimia. Pupuk kimia serta pestisida kimia inilah yang berhasil mengangkat kondisi pangan Indonesia dari zero to hero pada waktu itu.

Lambat laun pertanian kimia mulai meresahkan. Lahan pertanian yang telah diracuni dengan pupuk kimia mengalami penderitaan yang berkepanjangan. Apa sebab? Unsur hara dan mikroorganisme alamiah yang terkandung di dalam tanah diluluh-lantahkan oleh pupuk dan pestisida kimia. Dengan demikian tanah menjadi seperti orang yang ketergantungan narkoba. Sekali tanah diberikan pupuk kimia, selamanya akan terus bergantung zat-zat berbahaya tersebut. Walaupun bisa dipulihkan kembali, namun perlu waktu puluhan tahun.

Tidak hanya tanah yang mengalami penderitaan akibat pupuk kimia, tanpa disadari, manusia yang memakan hasil pertanian kimia pun mengalami penderitaan lahir batin. Logika sederhananya begini, setiap zat kimia yang masuk ke dalam tubuh, apalagi yang telah tercampur dalam makanan, tentu saja akan membahayakan tubuh.

Seiring dengan perkembangan zaman, manusia semakin sadar akan dapak makanan yang bersumber dari pernaian kimia terhadap kesehatan. Berbondong-bondong orang beralih ke makanan organik. Namun, tantangannya sekarang adalah minimnya ketersediaan makanan organik. Oleh karena keberadaan pangan organik yang langka menyebabkan ia menjadi mahal.

Berangkat dari gambaran di atas, sistem vertikultur menjadi alternatif bagi anda yang menyayangi kesehatan. Oleh karena sistem vertikultur mengisolir media tanam ke dalam wadah yang terbatas, maka anda tak perlu waktu puluhan tahun untuk menyebuhkan lahan yang sebahagian besar telah tercemar oleh pupuk kimia. Apalagi media tanam yang anda gunakan adalah hasil pengolahan yang telah dilakukan secara organik.

Sistem pertanian organik tidak hanya menjaga lahan dari pupuk atau zat-zat kimia. Tetapi, yang tak kalah pentingnya adalah menjamin air yang digunakan untuk menyiram tanaman tidak tercemar zat kimia. Sistem vertikultur relatif tidak menggunakan air dalam jumlah besar. Pada bak penampungan anda dapat mengambil air sumur langsung. Bila perlu, apabila masih meragukan kemurnia air sumur, anda dapat memurnikan dengan menanam eceng gondok di bak penampungan.

Kemudian, untuk menghindari serangan hama, agar tidak ada alasan menggunakan pestisida kimia, anda dapat membuat jaring penutup kebun vertikultur anda. Oleh karena lahan vertikultur yang relatif kecil, jadi kebutuhan biaya jaring juga tak terlalu besar. Bahkan jika masih terdapat hama, masih tersedia berbagai pestisida organik yang dapat dibuat sendiri. Vertikultur tetap menawarkan biaya murah dan sehat. Jadi, kalau sehat itu bisa murah, kenapa harus mahal?

Sumber : http://sangbimablog.blogspot.com 

0 Tanggapan "Vertikultur Mendukung Pertanian Organik"

Posting Komentar