Vertikultur Hemat Lahan dan Air


Bali Vertikultur
Bali Vertikultur
Bali Vertikultur - Persoalan pertanian yang sangat mendasar dewasa ini adalah terjadinya laju alih fungsi lahan pertanian yang sangat drastis. Sering kita mendengarkan cerita orang-orang tua, dulu di tempat berdirinya gedung-gedung pencakar langit sekarang ini adalah lahan pertanian yang sangat produktif. Kejadian semacam ini tidak berhenti sampai di sini saja, sebab subuah konsekuensi logis, semakin banyak jumlah penduduk dunia, semakin cepat pula alih fungsi lahan pertanian.

Gambar : twicsy.com
Sampai saat ini manusia hanya bisa hidup di satu planet yang bernama planet bumi. Dan lahan pertanian yang ada di planet bumi ini tentu tidak akan pernah bertambah luas. Malah pulau-pulau kecil, besar bahkan benua akan semakin sempit oleh karena kenaikan air laut dan abrasi yang terjadi secara perlahan-lahan namun pasti.

Manusia sebagai mahluk yang dikaruniai akal pikiran tentu tak boleh menyerah dengan keadaan. Manusia terus menciptakan inovasi dan teknologi muktakhir untuk menjawab tantangan tersebut. Sistem pertanian vertikultur adalah sebuah teknologi sederhana untuk sedikit memberikan jawaban atas semakin sempitnya lahan pertanian.

Sebagaimana telah kami uraikan sebelumnya, bahwa sistem vertikultur memang lahir sebagai tantangan akan semakin menyempitnya lahan pertanian akibat dari pertumbuhan penduduk. Oleh karena sistem yang menyamping tidak lagi memungkinkan, maka pilihannya adalah memanfaatkan ruang ke atas.

Sebagai perbandingan, misalnya 1 meter per segi hanya dapat ditanami dengan 40 batang bawang merah dengan sistem konvensional. Tetapi dengan sistem vertikultur, lahan 1 meter per segi dapat kita tempatkan media tanam seperti pipa pvc dengan tinggi 2 meter sebanyak 4 buah. Bila setiap pipa pvc dibuat 100 lubang, maka 4 pipa pvc dapat ditanami 400 pohon bawang. Maka, jagan diragukan lagi, sistem vertikultur memang hadir untuk menghemat lahan.

Di daerah-daerah perkotaan, kegiatan vertikultur dapat memanfaatkan tembok pagar atau tembok rumah yang masih terkena sinar matahari. Bahkan, bila masih terdapat halaman kosong dapat digunakan untuk vertikultur.

Selain memanfaatkan pekarangan rumah, kegiatan vertikultur juga dapat memanfaatkan pekarangan perkantoran, baik kantor swasta maupun kantor instansi pemerintahan. Selama ini pekarangan kantor hanya dimanfaatkan untuk menanam tanaman hias. Beberapa instansi menggaji khusus beberapa tukang kebun untuk mengurus taman. Akan lebih bermanfaat bila ruang-ruang yang selama ini ditanami bunga diganti dengan tanaman yang bermanfaat. Sebab sistem vertikultur juga menciptakan sebuah tatanan yang indah.

Sistem verikultur juga dapat menghemat penggunaan air. Sebab wadah media tanam vertikultur yang mengadopsi sistem pot membantu terkonsentrasinya penyebaran air hanya di dalam pot. Dengan sistem vertikultur kita dapat membuat sistem penyiraman semi otomatis. Misalnya menggunakan selang-selang kecil dari pusat penampungan air ke dalam wadah media tanam vertikultur.

Dengan demikian tidak ada air yang terbuang percuma di luar pot. Vertikultur dengan menggunakan pipa pvc misalnya, penyiraman tidak perlu dilakukan di setiap lubang tanam. Cukup disuram di bagian atasnya. Atau ditempatkan selang penyiraman di bagia atas pipa, maka air akan meresap perlahan-lahan ke bagian bawah pipa. Ini berarti dapat dipastikan seluruh tanaman akan mendapatkan bagian air.

Sumber : http://sangbimablog.blogspot.com 

0 Tanggapan "Vertikultur Hemat Lahan dan Air"

Posting Komentar